//
you're reading...
my poem

Pulang Saja Ke Sumatera

: Kepada Sus

Engkau seperti terjerat jaring laba-laba kuasa
Di tanah yang tampaknya hanya milik segelintir rupa
Warisan orang tua dan leluhur mereka
Sedangkan kami hanya sekerat daging lemah tak berdaya
Tak mampu lindungi tubuh gempalmu yang kadang kala
Kabarkan kau juga banyak dosa

Aku tak tahu hatiku merasa kau harus di bela
Karena di sisi sana terasa sama
Wajah-wajah sejawat silih berganti di tabung kaca
Dengan kata-kata dalam barisan senada
Siap mengulitimu atas nama
etik institusi kebanggaan kita semua

Ah, sari pati institusi mengalir di darahmu tak bermakna
Kasihan sekali padamu, kau seperti sangat merana
Hanya pengacaramu saja
Mati-matian membela
Karena mereka pengacara
Membela adalah pekerjaan mereka

Kini, keadaanmu makin sulit rupanya
Kasihan sekali kau putera Sumatera
Nasibmu mirip pembasmi korupsi sang mantan jaksa
Ah ya, apa kabarnya dia?
Apa dia baik-baik di sana?
atau sedang baca berita acara?

Sayang sekali pembelaan kami tak berguna
Jadi kami hanya bisa saran, mudah-mudahan legawa
Mungkin air Jakarta tidak cocok tuk lepaskan dahaga
Karena Ciliwung memang sudah tercemar rata
Semakin diminum semakin haus saja
Aaaaaaaa, bui semakin di depan mata..

Dan kami hanya bisa berdoa
Semoga selamat dan bahagia
Kalau sudah selamat dan sehat sentosa
Jangan lupa pulang ke sumatera
Tanah leluhur yang sangat jaya
Di masa dahulu kala

Tangsel, 2 Mei 2010
Hari Pendidikan Nasional: nonton adu domba…

About drliebig

Dokter yang suka makan dan bahagia melihat makanan

Discussion

No comments yet.

Leave a comment

Categories